Selasa, 08 Juni 2010

Tes Masuk Mulai Diprotes

Penerimaan siswa di sekolah berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) melalui jalur mandiri menuai protes. Orangtua dari siswa yang gagal dalam tes masuk mempertanyakan mekanisme penerimaan yang tak transparan.
Siswa kelas akselerasi itu kan bukan sembarang siswa, masak kalah oleh siswa yang nilai ujian nasional dan rapornya jauh dibawahnya.
-- Rio

Sedikitnya lima orangtua yang merasa dirugikan dengan mekanisme ini datang mengadu ke kantor Dinas Pendidikan Kota Malang, Senin (7/6/2010). Mereka pun tak segan menumpahkan protes di depan Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Shofwan.

Rio, salah satu orangtua yang datang di pertemuan ini, menyatakan ketidakpuasan atas cara sekolah menyampaikan pengumuman hasil tes. “Anak saya gagal setelah ikut tes di SMAN 3. Yang buat saya kecewa, mengapa di pengumuman hanya disebutkan nama dan nomor peserta, tidak mencantumkan nilai tes tiap peserta,” keluh Rio.

Rio, beserta empat orangtua siswa lain, mempertanyakan hasil tes yang mereka anggap aneh. Salah satunya, misalnya, siswa yang lulusan kelas akselerasi di salah satu SMPN favorit, ternyata gagal tes masuk.

“Padahal, yang namanya siswa kelas akselerasi itu kan bukan sembarang siswa. Masak kalah oleh siswa yang nilai ujian nasional dan nilai rapornya jauh dibawahnya,” kata Rio.

Terlepas hasil tes itu, sebut orangtua lain, sebenarnya bukan masalah hasil tes yang mereka permasalahkan. Seandainya anak mereka memang gagal dalam tes, mereka mengaku akan legawa dengan syarat, sekolah bisa transparan menyebutkan nilai peserta tes.

Nyatanya, ketidakterbukaan pihak sekolah mengumumkan nilai tersebut memantik kecurigaan para orangtua peserta tes. Mereka curiga, beberapa peserta yang diterima, sudah ‘dititipkan’ sebelumnya.

Adapun dari enam SMAN RSBI, yakni SMAN 1, 3, 4, 5, 8, dan 10, menurut para orang tua itu, hanya SMAN 10 yang mencantumkan nilai tes peserta. “Anak saya alumni SMAN 3 dan dulu saat ikut tes masuk, nilai ujiannya dicantumkan sehingga orangtua puas. Tapi, tahun ini kok tidak, ini ada apa?” ujar seorang ibu yang ikut menemui Shofwan.

Para orangtua semakin mangkel, karena malah mendapat jawaban yang terkesan lepas tangan, baik dari SMAN 3 maupun Dinas Pendidikan. Pihak SMAN 3 menyebut hasil ujian jadi tanggungjawab Disdik. Sementara salah satu pegawai Disdik, malah menyebut hasil tes tidak bisa diganggu gugat, karena Disdik punya hak veto dalam menerima seorang siswa.

Dalam pertemuan ini, jawaban Shofwan juga tidak banyak memberi solusi. Kadisdik tersebut mengatakan, agar orangtua siswa menerima hasil tes dan mencoba masuk melalui jalur online. Ia menyebut, protes ini menjadi masukan bagi mekanisme penerimaan sekolah.

“Sebenarnya sudah ada wacana, siswa lulusan SMP bertaraf RSBI, otomatis masuk SMA RSBI pula. Sudah saya tawarkan ke para kasek, tapi mereka mengaku belum siap,” kelit Shofwan.



Sumber :www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar