Selasa, 15 Juni 2010

Prof Hikmahanto: Relawan Tak Perlu ke Gaza, Serahkan Saja pada Pemerintah

Tragedi Freedom Flotilla tidak menyurutkan sejumlah WNI untuk merapat kembali ke Gaza yang diisolasi Israel. Pengamat hukum internasional Prof Dr Hikmahanto Juwana menilai tindakan itu tidak efektif dalam membantu Palestina.

"Karena bukan tidak mungkin di sana nanti mereka hanya akan terkatung-katung. Apalagi melalui jalur darat, mereka pasti akan berhadapan dengan tentara-tentara Israel," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (4/6/2010).

Menurut Hikmahanto, warga Indonesia yang memiliki perhatian terhadap Palestina seharunya mendesak pemerintah untuk berinisiatif melakukan rapat dengan Majelis Umum PBB. Sebab, resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB tidak akan membantu. "Karena Dewan Keamanan PBB punya hak veto, dan di sana ada Amerika yang mendukung Israel," ujarnya.

Sidang dengan Majelis Umum PBB diharapkan bisa menghasilkan resolusi dan kecaman pada Israel.

"Bukan hanya mengecam, kalau perlu mengotorisasi pasukan dari berbagai negara untuk melakukan kekerasan pada Israel," kata dia.

Meskipun begitu, menurutnya, pemerintah tidak bisa melarang orang-orang yang ingin berangkat menjadi relawan ke Gaza. Sebab hal ini justru akan menimbulkan protes keras dari warga Indonesia.

"Tapi menurut saya sebaiknya diimbau saja untuk tidak berangkat ke Gaza. Serahkan saja pada pemerintah Indonesia," tutupnya.

Empat WNI akan berangkat ke Gaza siang nanti atas sponsor Dompet Dhuafa. Mereka akan menembus Gaza dengan membawa bantuan lewat perbatasan Rafah, Mesir. Sedangkan sejumlah WNI eks delegasi Mavi Marmara yang saat ini berada di Yordania, enggan pulang ke Indonesia karena ingin menuntaskan misi kemanusiaan ke Gaza.


Sumber:www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar