Senin, 07 Juni 2010

Piala Dunia Terancam Rusuh dan Kacau

Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 terancam rusuh dan kacau. Masyarakat yang kecewa terhadap pemerintah dikhawatirkan akan melakukan kekacauan untuk melampiaskan kekesalan mereka. Sementara, polisi juga diisukan akan melakukan pemogokan.

Isu sudah santer beredar, para pekerja pembangunan Stadion Loftus di Pretoria, akan melakukan blokade. Sebab, sebagian hak mereka belum dibayar. Bahkan, kabarnya kontraktor stadion tersebut juga belum dibayar sepenuhnya.

Sementara itu, pemerintah masih menolak tuntutan agar polisi diberi uang overtime, semacam lembur. Ini membuat polisi ogah-ogahan menjaga keamanan selama Piala Dunia. Bahkan, mereka sudah mengancam akan mogok bekerja jika tak mendapat bayaran overtime.

Masalah gaji memang menjadi isu sensitif di Afsel. Bahkan, beberapa hari lalu, persatuan pekerja pengangkut sampah melakukan aksi. Mereka membuang sampah di tengah kota untuk menuntut kenaikan gaji.

Beberapa polisi yang ditemui Kompas.com di Stadion Soccer City mengaku berharap tak akan ada masalah serius selama Piala Dunia. Sebab, kerusuhan berarti kerja buat mereka. Mereka tampak hanya duduk-duduk dan santai, tak terlalu aktif menjaga keamanan.

"Ya, saya harap tak ada masalah berarti dan lancar-lancar saja. Sehingga, kami tak harus sibuk-sibuk bekerja," kata salah seorang polisi.

Jika keamanan polisi mengendor, dikhawatirkan justru akan membuka kesempatan buat geng kriminal untuk beraksi memanfaatkan Piala Dunia. Ini yang terus dikhawatirkan masyarakat, tapi juga dimanfaatkan sebagai posisi tawar para pekerja dan polisi untuk menuntut pembayaran lebih.

Apalagi, Stadion Soccer City dan Stadion Green Point sangat dekat dengan kawasan kumuh dan kriminal. Ketika Kompas.com berada di Soccer City, Senin (7/6/2010), langsung merasakan aroma mencurigakan dari sekumpulan orang setempat yang dengan mata selalu tajam mengamati segala sesuatu.

"Oh, ini tempat paling berbahaya di Afrika Selatan. Saya baru sekali ini ke sini karena mengantar Anda. Sejak lahir, saya tak pernah dan tak boleh ke sini. Sumpah, saya takut berada di sini," kata Philip, sopir asal Pretoria yang mengantar saya ke stadion itu.

Seorang warga Afsel juga mengaku mengkhawatirkan keamanan selama Piala Dunia. Menurutnya, Stadion Green Point salah tempat. Sebab, lokasinya amat dekat dengan kawasan kumuh yang menjadi kandang kriminalitas.

Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pretoria, juga mengingatkan akan kemungkinan kekacauan selama Piala Dunia. Sebab, masalah sosial di Afsel sudah sangat kompleks, selain masalah pembayaran yang belum usai.

"Ya, pokoknya hati-hati saja ya mas. Jangan pernah sendiri atau hindari sekelompok orang yang mencurigakan. Kriminal di sini nekat-nekat," kata Didi.

Tak hanya itu, petugas listrik juga sudah melemparkan ancaman dan sudah ditulis beberapa media massa di Afsel. Mereka akan mematikan lampu saat pertandingan berlangsung jika tak mendapat bayaran lebih.



Sumber:www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar