Kamis, 27 Mei 2010

Internet Jadi Kendaraan dan Target Teroris

Terorisme cyber merupakan aktivitas para teroris di dunia maya. Kehadiran kelompok teroris dengan menggunakan internet sebagai kendaraannya merupakan sebuah fenomena baru dan hal ini mengalami peledakan pertumbuhan dalam 1 dasawarsa ini.

Estimasi tentang jumlah situs kelompok teroris yang aktif berbeda-beda, karena memang sangat sulit untuk mengukur dan mengawasinya. Tetapi dalam konsensus tahun 1996 hanya tercatat 100 website yang bernuansa teroris dan sampai hari ini telah tercatat lebih dari 5.000 website yang berbau teroris atau yang dicurigai sebagai situs teroris).

Hal ini berdasarkan penelitian dan tercantum dalam Foreign Terrorist Organisations, US Department of State, bahwa organisasi ini sudah melakukan kegiatan secara online dan berbagai bentuk aktifitas online juga.

Setelah peristiwa 9/11, pemerintah dan publik di seluruh dunia terbelalak dengan aksi para teroris dan tentu saja internet merupakan salah satu cara paling ampuh dalam melakukan koordinasi. Banyak artikel telah ditemukan dan diperiksa oleh intelijen terkait aktivitas teroris.

Media internet terbukti digunakan untuk koordinasi dari komputer Al-Qaeda di Afghanistan dan internet digunakan untuk mengumpulkan informasi intelijen dan tentu saja mengirimkan informasi tersebut dalam bentuk enkripsi (diacak).

Definisi teroris yang digunakan/dikumpulkan oleh penulis bahwa teroris adalah 'Taktik bermotif politik yang melibatkan ancaman atau penggunaan kekuatan atau kekerasan dimana mengejar publisitas dan merupakan hal yang paling penting untuk mencapaiannya'. Saat ini publisitas yang paling besar pengaruhnya adalah internet dan teroris tersebut menggunakan media internet ini untuk melakukan propaganda dan komunikasi/koordinasi.

Pertumbuhan penggunaan internet oleh kelompok teroris merupakan salah satu kunci bahwa internet merupakan kunci penting dalam melakukan komunikasi di antara mereka, kemudahan akses bagi pengguna di seluruh dunia, keberhasilan internet menembus koridor hukum seperti sensor informasi berbeda-beda di sebuah negara, sangat cepat mengalir, 'always on', biaya murah, anonimitas dalam berkomunikasi dan tentu saja lingkungan multimedia.


Sumber : www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar